Thursday, February 28, 2013

Indonesiaku "Berkorbann Itu Indah"



Hidup bahagia dengan segudang harta tentu harapan setiap manusia. Dengan memiliki harta, kita dapat menabung untuk masa depan, membeli barang-barang yang kita butuhkan dalam hidup. Bahkan dewasa ini, orang dengan derajat ekonomi tinggi, menengah atau bawah,  mayoritas mereka sebagai berprilaku konsumeristik. Ia mengabaikan bagaimana proses terciptanya apa yang di konsumsi atau yang dipakai membuat ia lupa akan bersyukur.
Kekayaan Setiap orang ketika memiliki harta yang berlebih, tentu pada saat itu juga dia akan buta akan sekitarnya. Tidak sedikit dari mereka yang menyadari akan pentingnya berbagi dengan kalangan yang membutuhkan. Namun tidak sedikit pula mereka yang ‘hanya’ merasa iba, kasihan terhadap nasib orang-orang yang kesulitan memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Kebanyakan dari mereka yang berkecukupan atau bahkan mampu, sering berat untuk memberikan sebagian harta atau apa yang dimilikinya pada seseorang yang membutuhkannya. Ia berniat dengan uang itu nanti untuk beli suatu barang yang disukainya. Padahal ketika sudah dibeli, barang itu menjadi rongsokan tak berarti. Kemudian ia menyesali keputusannya. Itulah manusia, yang hatinya gampang terprovokasi oleh makhluk yang abadi mengganggunya (jin/ syetan).  
Niat mulia itu sangat dianjurkan oleh agama manapun. Mari kita berandai-andai sebentar. Lihatlah dari data-data statistik yang adarakyat miskin ada puluhan juta jiwa. Jika rakyat dengan tingkat ekonomi menengah keatas mau secara rutin menyisihkan harta untuk rakyat miskin. Berapa puluh juta jiwa yang hidupnya terangkat. Hal semacam itu menjadi berkah yang luar biasa untuk kehidupan dikemudian hari. Ingat niat itu dengan tulus ikhlas, tanpa didasari kesombongan, unsur politik, tahta kedudukan untuk meraup simpati suara dari masyarakat (misal. Ketika Pemilukada).
Mari belajar dari sebuah pohon yang rimbun dengan banyak dedaunan yang tumbuh. Setiap orang yang berteduh dibawahnya, pohon itu memberikan kesejukan dan melindunginya dari panas matahari, menyimpan air untuk kehidupan disekitarnya, bahkan sebagian tubuhnya yaitu ranting pohon rela diambil untuk kepentingan manusia misal untuk kayu bakar memasak. Tidak hanya dengan manusia, dengan makhluk yang menjijikkan seperti ulat ia pun rela daunnya di makan sampai habis untuk pertumbuhan ulat tersebut menjadi kupu-kupu yang indah.pohon itu menyadari memberikan sebagian yang dimiliki   tidak akan mengurangi hartanya. Justru sebaliknya, ia senang dengan daun tidak lebat membuat ia tidak roboh diterjang angin kencang, pada saatnya hartanya berupa dedadunan tumbuh lagi, dan si ulat pun tak lupa berterimakasih ketika menjadi kupu-kupu yang indah bagi mata yang memandang dengan ikut mambantu penyerbukan  bunga di pohon tersebut, agar bijinya dapat disebar disekitarnya.
            Syetan/ makhluk yang terkutuk oleh Tuhan menyadari bahwa manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan oleh Sang Pencipta. Kesempurnaan manusia dibuktikan dengan diberikannya akal untuk ia berpikir. Tumbuhan dan hewan jika diijinkan bicara, ia akan iri dengan apa yang dimiliki manusia.
            Mari kita belajar lebih bijak dalam menjalani hidup ini, untuk saling berbagi, karena berkorban itu indah.
               

No comments: